Pontianak (Sorot Post)
-
Gubernur kalimantan Barat secara mendadak menuju Rumah Sakit Umum
Daerah Sudarso Pontianak. Kamis 28 juli 2016. Usai membuka Sosialisasi
Tax Amnesti di Mercure Hotel. Orang nomor satu di Kalbar itu langsung
menuju Instalasi Gawat Darurat (IGD) memantau langsung bagaimana
pelayanan rumah sakit plat merah milik pemerintah provinsi itu. Cornelis
pada kesempatan itu berdialog langsung dengan pasien dan keluarga
pasien dari meranti Kabupaten Landak yang kehabisan biaya. Sehingga
mantan Bupati landak itu meminta kepada tenaga medis agar dibantu
mengurus administrasi karena Ibu tersebut menurut pengakuannya belum
mengurus BPJS biaya berobat pun tidak ada. Cornelis meminta supaya
pasien dari Kecamatan Meranti atas nama Ny. Jakin (25) asal dusun
manggam bati Meranti itu dimasukan dalam Jamkesprov. Ny. Faisal Fajar,
salah satu medis IGD mengatakan, Ny. Jakin yang hamil 9 bulan itu
diagnosa mola dan anemia, pasien pendarahan.
Cornelis kemudian
masuk ruang pasien IGD. Salah satu pasien asal Tanjung Raya Pontianak
diajak dialog untuk menyemangati pasien yang seumuran dengannya diajak
bersalaman dan saling mengucapkan selamat ulang tahun. Cornelis sendiri
berulang tahun setiap 27 Juli.
Selain memantau
pelayanan rumah sakit sudarso yang masih manual dan laporan menggunakan
aplikasi Washap. Menurut Cornelis sudah seharusnya sistem informasi
rumah sakit berbasis online sehingga laporan diagnosa bisa langsung
diketahui dokter spesialis yang akan menangani melalui jaringan aplikasi
online internal.
Cornelis juga
meninjau beberapa ruangan termasuk laboratorium dan tempat tidur untuk
ICU yang barusan datang. Cornelis yang di dampingi Direktur RSUD sudarso
dr. Yustar Mulyadi. Sp. Pd. KGEH. Berpesan agar pengadaan barang harus
hati hati dan harus sesuai dengan spek yang diajukan. Sehingga begitu
barang datang supaya segera di cek dan dipakai sesuai kebutuhan.
Mantan bupati Landak
mengharapkan kepada para tenaga medis pelayanan RSUD Sudarso harus lebih
baik. Karena dibiayai negara dan tidak boleh menolak pasien "Semiskin
apapun dia jangan ditolak, tangani dulu setelah ditangani baru diurus
administrasinya. Selamatkan dulu nyawanya kalau pasien memang tidak
mampu dan rumah sakit tidak berwenang memberikan pembebasan biaya ajukan
ke gubernur biar gubernur yang membebaskan. Yang penting orang itu bisa
selamat, kalau memang dia betul-betul miskin kita tangani dengan
Jaminan Kesehatan Cornelis. Karena anggaram itu khusus orang yang tidak
mampu." ujar Cornelis.